Dinas Pariwisata Kota Denpasar Menghadiri Anugerah Jurnalisme Warga Tahun 2024, Diskusi dan Tanggapan Bertajuk

Dinas Pariwisata Kota Denpasar Menghadiri Anugerah Jurnalisme Warga Tahun 2024, Diskusi dan Tanggapan Bertajuk

Denpasar - Dinas Pariwisata Kota Denpasar bersama dengan Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar (sebagai perwakilan dari divisi PRO DENPASAR) mendapatkan kesempatan untuk menghadiri dan menjadi penanggap dalam kegiatan Anugerah Jurnalisme Warga Tahun 2024 pada tanggal 21 Juni 2024 bertempat di Youth Park, Taman Kota Lumintang, Kota Denpasar.
Kegiatan ini digagas oleh Kota Kita (@kotakitaorg) sebuah organisasi independen (NGO) yang mendorong pemahaman serta partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan perbaikan dan pertumbuhan kota dengan berkolaborasi bersama Bale Bengong (@BaleBengong) yang merupakan sebuah organisasi media yang menyajikan portal jurnalisme bagi para warga Bali.
Ruang temu yang diusung oleh Kota Kita dan Bale Bengong dengan tajuk "Diskusi & Presentasi - Anak Muda Bicara Kota Denpasar - Yakin Nak Kodya?" ini menghadirkan pemuda-pemudi dan masyarakat Kota Denpasar yang sangat antusias bersama dengan OPD dan UPT terkait di Kota Denpasar untuk berdiskusi mengenai beragam isu yang terjadi di Kota Denpasar.
Tidak hanya itu kegiatan ini pula menjadi kick off bagi Kota Kita dalam penelitian bersama University College London mengenai co-produksi platform digital untuk tata kelola perkotaan yang inklusif bagi orang muda dengan tujuan untuk lebih memahami peran serta patisipasi anak-anak muda dalam tata kelola pembangunan kota melalui studi kasus terhadap 2 (dua) kota di Indoenesia, yakni di Kota Solo dan Kota Denpasar.

Rangkaian acara diawali dengan sambutan oleh Pemimpin Redaksi Bale Bengong, Ibu Luh De Suriyani. Luh De Suriyani mengatakan Bale Bengong kian menjadi sarana komunikasi aktif bagi para warga dan masyarakat terutama anak-anak muda dalam membicarakan beragam hal terutama mengenai permasalahan yang terjadi di Kota Denpasar. "Kami (Bale Bengong) biasanya mem-forward/ meneruskan mention-mention permasalahan warga ke UPT PRO DENPASAR, sebagai UPT khusus yang menangani keluhan warga" ucapnya. Ia juga menambahkan pertemuan ini bukan hanya menjadi sarana "mengeluh" melainkan sarana penyampaian aspirasi dan partisipasi bagi para anak muda di Kota Denpasar, "Bersama para relawan, Kota Kita yang berkolaborasi dengan Bale Bengong, dalam beberapa tahun ke depan akan mencoba menggali, apakah anak muda Denpasar mampu berkolaborasi dengan pemerintah kota untuk membuat kota lebih baik." pungkasnya.

Acara berlanjut pada pemaparan dari pemuda-pemudi berbagai komunitas dan akademisi di Kota Denpasar antara lain Tim AJW 2024, Gek Kodya: Kisara PKBI Bali, Kawan Membumi, Tim Kota Masa Depan serta akademisi muda Teja Wijaya. Data-data yang dipaparkan kaum muda-mudi Kota Denpasar ini merupakan hasil obeservasi lapangan yang mereka lakukan.

Tim Peliput AJW 2024 mendapati permasalahan mengenai ketidaktertiban lahan parkir, alih fungsi badan jalan, serta jalur sepeda yang tidak memadai. Sebagai alternatif solusi Tim Peliput AJW 2024 menusulkan diadakannya pos pemantau lahan parkir terpadu, tindakan tegas berupa penguncian roda/ pengangkutan kedaraan pelanggar parkir dan optimalisasi jalur bersepeda yang aman melalui separasi area maupun perluasan jalur khusus.

Menyambung pemaparan Tim Peliput AJW 2024, Teja Wijaya lebih menekankan isu pada kurangnya ruang bermain anak khususnya pada area Denpasar Barat. Kurangnya ruang bermain anak tidak hanya membahayakan bagi para anak kecil itu sendiri melainkan dapat mengakibatkan kerugian pada orang lain akibat aktivitas bermain tersebut. Ia mengusulkan adanya penambahan kawasan bermain untuk anak-anak di Kota Denpasar khususnya pada area Denpasar Barat, "Saya berharap Bapak/ ibu Pemerintah Kota Denpasar bisa peduli terhadap ruang bermain anak agar anak-anak Kota Denpasar dapat bermain dengan asik tanpa ada resiko mengganggu bahkan merugikan masyarakat sekitar baik materil maupun immateril." tuturnya.

Komunitas Membumi menyoroti teba-teba serta pengerajin gerabah di Denpasar yang dewasa ini semakin berkurang secara signifikan. Area teba dulu, kini telah menjadi bangunan permanen baik privat maupun komersil. Terkait dengan pengerajin gerabah, Komunitas Membumi mendorong upaya pelestarian melalui berbagai aktivitas kreatif yang mengajarkan cara pembuatan gerabah bagi para anak-anak, masyarakat maupun wisatawan.

Pemapar selanjutnya, Gek Kodya: Kisara (Kita Sayang Remaja) PKBI Bali menyuarakan isu keresahan remaja Kota Denpasar khususnya remaja perempuan dalam beraktivitas di Kota Denpasar, pertama, mereka menuturkan keresahan akan keberadaan "Geng Motor" yang kian menimbulkan permasalahan dan rasa tidak aman. Kedua, Kisara PKBI Bali kembali menyadarkan dan memberikan pemahaman tentang isu pelecehan seksual secara verbal, fenomena "Cat Calling" yang masih sering terjadi dan dialami oleh para remaja khususnya perempuan. Tidak bisa dipungkiri bahwa pelecehan seksual secara fisik-pun juga berpotensi terjadi di ruang publik. Terakhir, permasalahan konsumen rokok dan kawasan tanpa rokok, sering didapati perokok yang melanggar ketentuan dari Peraturan daerah tentang KTR ini. Dalam aspirasi yang digaungkan oleh Gek Kodya: Kisara PKBI Bali ini, mereka mengahrapkan adanya perlindungan dan tindakan yang tegas dari aparat pemerintah serta mengingatkan pentingnya ruang bagi anak-anak muda dalam bepartisipasi pada formulasi kebijakan publik sehingga isu-isu yang diangkat pemerintah merupakan akar permasalahan dan memiliki produk regulasi yang efektif.

Pemapar terakhir dilakukan oleh Komunitas Kota Masa Depan. Mereka meninjau isu kemacetan, banjir dan permasalahan tata kota yang terjadi saat ini melalui peta penggunaan lahan, pendirian bangunan serta jalur koneksi lalu lintas dari beberapa tahun sebelumnya. Komunitas Kota Masa Depan mencoba memberikan alternatif melalui uji coba inovasi tata ruang dengan "15 minute city" dengan integrasi transportasi umum, kolaborasi Penta Helix dan tentunya partisipasi anak-anak muda Kodya.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar (Ibu Ni Luh Putu Riyastiti, S.S., M.Par) bersama dengan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Satistik Kota Denpasar (serta OPD lain yang terkait) turut andil bagian dalam menanggapi antusiasme pemuda-pemudi Kota Denpasar ini, bersama dengan para penanggap lain dari Teman Sayur (Kristina Komala) yakni sebuah rumah kebun hijau yang bertujaun untuk mengedukasi tentang penerapan “Urban farming” serta pengelolaan sampah, juga bersama Tim Kota Kita (Vanesha Manuturi). 

Bapak Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Satistik Kota Denpasar menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan oleh Kota Kita dan Bale Bengong dimana ruang temu ini menjabarkan permasalahan dan mendiskusikan solusi secara bersama. “Isu permasalahan serta masukan yang telah adik-adik berikan kepada kami, itu semua kami terima, tentunya kami Pemerintah Kota Denpasar pasti bergerak, berupaya dan berproses.” ungkap Bapak Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Satistik Kota Denpasar. Beliau juga kembali menginformasikan kepada khalayak umum mengenai aplikasi DPS (Denpasar Prama Sewaka), dimana masyarakat bisa mendapatkan banyak kemudahan akses informasi, layanan, pengaduan dan bantuan dari pemerintah Kota Denpasar, yang secara langsung terhubung melalui jaringan internet.

Ibu Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Ibu Ni Luh Putu Riyastiti, S.S., M.Par, kemudian menanggapi beberapa poin penting dari para pemapar. Berangkat dari isu gerabah, Dinas Pariwisata telah memberikan ruang melalui pameran gerabah kerajinan asli masyarakat yang diselenggarakan di Gedung Dharmanegara Alaya. “Saya sangat menyambut baik program kreatif dan pelestarian budaya bagi anak-anak melalui kegiatan pembelajaran pembuatan gerabah ini.” ungkap Ibu Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar. “Dinas Pariwisata Kota Denpasar memang memiliki kolaborasi dengan Badan Kreatif Denpasar, untuk itu kami membuka ruang bagi adik-adik yang ingin mengembangkan potensi dan kreatifitas, kami akan mendukung dan menghubungkan dengan Badan Kreatif Denpasar.” tuturnya menambahkan.

Kota masa depan adalah kota yang dapat dikatakan dengan “Kota adalah Rumah Kita”, kota yang workable dan sensible. Dinas Pariwisata Kota Denpasar melalui berbagai program dan kegiatannya terus berupaya membawa pesan dan juga perubahan menuju Kota Denpasar yang lebih baik, kota yang layak anak, dan kota yang menjadi rumah bagi seluruh masyarakatnya. “Kotaku-Rumahku adalah sebuah harapan bagaiamana semua orang menganggap bahwa Kota Denpasar adalah rumahnya dan hal yang sama kita inginkan bagi para wiatawan, sehingga para wisatawan di Kota Denpasar tidak merasa asing melainkan merasa pulang.” pungkas Ibu Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Ibu Ni Luh Putu Riyastiti, S.S., M.Par.